analisis test IQ berbasis komputer dan manual

1. ANalisis test IQ berbasis komputer
Tahun ini, PLN memperkenalkan metode tes berbasis komputer, yaitu Computerized Adaptive Testing atau yang lebih dikenal dengan istilah CAT. Metode ini digunakan pada tahap tes IQ untuk pelamar PLN. Setelah lolos seleksi adminstrasi serta tes akademis dan Bahasa Inggris, sebanyak 1.466 pelamar PLN dari seluruh Indonesia mulai Rabu (27/4/2016) mengikuti tes IQ dengan metode CAT yang diselenggrakan di Kampus Politeknik Negeri (Polban) Bandung.
Tes IQ dengan metode CAT ini juga disebut dengan Test Adaptive PLN atau dikenal dengan TAP, di mana hasil tes ini akan menyesuaikan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di PLN. PLN menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mengembangkan tes IQ menggunakan metode CAT untuk seleksi calon pegawai baru. Pengembangan metode ini dilakukan oleh Assesment Center PLN yang berada di bawah Unit PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) bersama ahli psikometri, baik dari dalam maupun luar negeri.
Metode CAT ini diadopsi dari University of Cambridge, London dan dikembangkan oleh PLN sejak tahun lalu. “Hari ini untuk pertama kalinya kami menggunakan TAP sebagai salah satu tahapan seleksi di PLN, walaupun metode ini sudah digunakan sebelumnya untuk lingkungan internal PLN," kata Direktur Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali dalam rilisnya, Kamis (28/4/2016). Menurut Ali, melalui tes ini seseorang tidak hanya dinyatakan lulus atau tidak lulus saja, melainkan juga mampu meng-capture kemampuan seseorang, sekaligus ketahanan dalam menghadapi stres.
Disebutkan bahwa kebutuhan tenaga kerja PLN tahun ini mencapai 5.558, baik pendidilan SMA/SMK, D3, S1 hingga S2. "Tahun ini rekrutmen terbanyak. Selain untuk menggantikan posisi karyawan yang pensiun sebanyak 2.000-an tiap tahun, juga untuk memenuhi kebutuhan PLN, terutama karena adanya proyek 35.000 MW dan 7.000 MW carry over," jelas Ali.
TAP dengan metode CAT ini akan mengukur secara tepat kemampuan peserta, di mana tingkat kesukaran tes disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta sehingga hasil yang diperoleh lebih valid dan reliable. CAT tidak hanya memindahkan butir soal yang ada dalam buku cetak ke dalam file komputer. Penyajian soal tes disesuaikan dengan respons yang menunjukkan tingkat kemampuan peserta. Komputer dapat menyimpan informasi tes (bank soal) dan hanya menampilkan item-item sesuai kemampuan peserta. Urutan item pun akan diatur berdasarkan kemampuan masing-masing peserta, sehingga durasi waktu untuk melakukan tes pun akan berbeda-beda.
Lamanya waktu tes dimungkinkan untuk diperpendek tanpa menghilangkan ketepatan pengukuran. Dengan metode ini maka PLN dapat memperoleh hasil tes IQ secara langsung dan menyeluruh, tanpa menghitung hasil tes peserta secara satu per satu.
  • Kelebihan  Test IQ CAT  ( Computerized Adaptive Testing )
melalui tes ini seseorang tidak hanya dinyatakan lulus atau tidak lulus saja, melainkan juga mampu meng-capture kemampuan seseorang, sekaligus ketahanan dalam menghadapi stres.
Lamanya waktu tes dimungkinkan untuk diperpendek tanpa menghilangkan ketepatan pengukuran.
 Dengan metode ini maka PLN dapat memperoleh hasil tes IQ secara langsung dan menyeluruh, tanpa menghitung hasil tes peserta secara satu per satu.

  • Kekurangan dari Analisis TES IQ CAT  (Computerized Adaptive Testing)

Penipuan informasi rekruitmen.
Dibutuhkan dana besar untuk investasi sarana prasarana dan infrastruktur handal, seperti pasokan listrik stabil tidak mati2, genset persediaan, perangkat komputer, aplikasi handal.

Kelebihan dari Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) 
Mendefinisikan intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk belajar, bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir rasional dan menghadapi lingkungan dengan efektif.
Dipakai untuk mengukur intelegensi anak-anak usia 6 sampai 16 tahun.

  • Kekurangan dari tes IQ 
kurangnya pendasaran teoritis yang menyulitkan penemuan basis interpretasi yang koheren.
Selain itu juga komposisi skala-skala ini tampak menganggap bahwa domain kemampuan yang dipilih oleh subtesnya dalam semua tingkat umur sama.


2. ANALISIS TEST IQ MANUAL

2. ANALISIS TEST IQ MANUAL
Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) Intellengence quotient sering disingkat dengan IQ merupakan hasil tes intelegensi untuk mengukur kemampuan dan intelegensi seseorang. Intelegensi (kecerdasan) adalah seluruh kemampuan individu untuk bertindak dan berfikir secara terarah guna mengolah dan menguasai lingkungan dengan efektif. Makin tinggi tingkat kecerdasan seseorang akan makin memungkinkan untuk melakukan tugas yang banyak menuntut rasio dan akal serta tugas yang bersifat kompleks.
Wechsler (1958) mendefinisikan intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk belajar, bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir rasional dan menghadapi lingkungan dengan efektif. Intelegensi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal seperti gizi, pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan.
Intelegensi sangat penting dalam hidup manusia. Intelegensi diartikan sebagai kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan proses belajar dari pengalaman sehingga mampu menyelesaikan masalah dalam berbagai hal. Dalam hidup manusia memiliki banyak intelegensi, salah satunya yaitu kemampuan verbal. Kemampuan verbal merupakan salah satu jenis teori intelegensi yang dikemukakan oleh L.L. Thurstone yang membagi intelegensi menjadi tujuh kemampuan primer. Gagne dalam Winkel[1] membagi peranan dan wujud dari beberapa fase dalam membentuk jalur belajar informasi verbal, yaitu: (1) fase motivasi, cukup berperan bila peserta didik harus mempelajari banyak padanan kata-kata atau banyak fakta; (2) fase mengolah, perlu mendapat tekanan dalam belajar fakta karena fase ini peserta didik mengadakan organisasi yang pada dasarnya berwujud mencari makna yang kemudian dituangkan dalam suatu perumusan verbal; (3) fase menggali, berperan sekali bila fakta yang telah dihafal dimasukkan ke dalam memori untuk dipelajari kembali atau dihubungkan dengan fakta baru; (4) fase prestasi, mengambil wujud menuangkan informasi yang dimiliki dalam perumusan verbal yang tepat. Kondisi-kondisi peserta didik yang belajar informasi verbal, peserta didik harus memiliki motivasi yang tinggi, mampu menggunakan bentuk organisasi yang baik sehingga dapat menguasai teknik-teknik yang sesuai, memiliki ketajaman berpikir dalam menemukan konsep-konsep, memiliki kemampuan untuk membahasakan makna yang ada di dalam konsep agar dapat disimpan dalam memori dalam bentuk yang bermakna [1]. Menurut Jane kemampuan verbal yang terdiri dari bahasa/kata-kata dan rentang angka dipengaruhi oleh kemampuan membaca dan kemampuan memahami kata-kata [2]. Menurut Siti Fatimah terdapat interaksi antara kemampuan verbal dengan prestasi belajar kognitif produk, dan tidak ada interaksi antara kemampuan verbal dengan prestasi belajar proses dan afektif peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan verbal dengan baik memiliki pengaruh positif terhadap prestasi belajar kognitif produk [3]. Adegbile dan Alabi menyatakan bahwa kemampuan verbal memberikan pengaruh pada prestasi belajar khususnya dalam penulisan essay [4]. Kemampuan verbal dapat diukur dengan beberapa tes intelegensi, salah satunya yaitu dengan menggunakan tes Wechsler. Tes Wechsler  Identifikasi Tes Kemampuan Verbal Menurut Wisc dengan Tema “Suhu Dan Kalor dalam Kehidupan” Di MTs Plus Az Zahro Cilacap JRKPF UAD Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 Siti Fatimah 59 adalah salah satu tes yang paling terkenal dan memenuhi persayaratan tes yang baik, yaitu memiliki koefisien keterandalan 0,91. Tes Wechsler untuk usia anak-anak dikenal dengan nama Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC). IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) hakikatnya dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, sikap ilmiah, dan aplikasi. Oleh karena itu, berdasarkan standar kurikulum 2013 proses belajar mengajar khususnya IPA menggunakan pendekatan saintifik dan tematik. Selain proses pembalajaran, dalam pelaksanaan penilaian dilakukan juga secara tematik. Berdasarkan hasil observasi di MTs Plus Az-Zahro terdapat 80% peserta didik tidak tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada materi suhu dan kalor. Hasil wawancara dikatakan bahwa peserta didik memiliki kelemahan dalam memahami suhu dan kalor.

  • kekurangan Keberhasilan seorang murid dalam belajar ditentukan oleh faktor dari dalam dan ciri kepribadian. Faktor-faktor ini saling berkaitan dan mempengaruhi. Intelegensi akan berfungsi dengan optimal bila didukung oleh motivasi yang kuat dan sesuai. IQ dibagi atas verbal dan performance. IQ verbal merupakan rincian dari fungsi hemisfer kiri, sedangkan IQ performance merupakan gambaran dari fungsi hemisfer kanan.
  • kelebihan Wechler (1949) menciptakan skala intelegensi pada anak-anak yang di kembangkan berdasarkan skala W-B (Wechsler-Bellevue Intelligence Scale) dan di namakan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children). Pada tahun 1974 di revisi menjadi WISC-R (huruf R singkatan dari revised). Tes ini dipakai untuk mengukur intelegensi anak-anak usia 6 sampai 16 tahun. WISC-R terdiri dari 12 sub tes yang dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu skala verbal dan skala performan.




DAFTAR PUSTAKA

http://www.pln.co.id/2016/04/pln-perusahaan-pertama-kembangkan-sistem-tes-rekruitmen-dengan-cat/
https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7087/5539
http://journal.uad.ac.id/index.php/JRKPF/article/download/3251/pdf_19
Winkel, Psikologi Pengajaran, Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996.
Siti Fatimah, Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Menggunakan Modul dan Buletin Ditinjau dari Kemampuan Verbal dan Motivasi Berprestasi Siswa, Magister, Tesis, 2013.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polarisasi Kelompok

Transpersonal